Menemukan Kebahagiaan Sejati Lewat Etika Aristoteles(Ethica Nicomachea)

Sobat Justtitia.id Tahukah Kalian Bahwa Aristoteles telah menguraikan pendiriannya tentang etika dalam tiga karya yaitu: Ethica Nicomachea,Ethica eudemia,Magna Moralia. Ethica nicomachea di tulis aristoteles pada usia lebih tua daripada Ethica eudemia, sehingga dapat di simpulkan bahwa dalam Ethica nicomachea kita dapat menemukan pemikiran aristoteles yang lebih matang dalam bidang etika.

Aristoteles

Etika Nicomachea terdiri atas sepuluh buku yang didasarkan pada catatan-catatan dari kuliah-kuliahnya di Lyceum dan disunting atau dipersembahkan kepada anak lelaki Aristoteles, Nicomacus,Aristoteles dalam karyanya, Etika Nikomakea, mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati (eudaimonia) adalah tujuan utama hidup manusia. Menurutnya, kebahagiaan bukan sekadar kesenangan atau kepuasan sesaat, melainkan hasil dari tindakan yang baik dan pengembangan karakter moral. Kebahagiaan ini hanya bisa dicapai melalui hidup yang bermoral dan bijaksana.

Ada tiga teori utama dalam Etika Aristoteles: kebahagiaan (eudemia), kebajikan (Moralita), dan jalan tengah (golden mean). Eudemia adalah kebahagiaan yang diperoleh dari kehidupan bermoral. Kebajikan (moralita) adalah kualitas yang menjadikan seseorang mampu menjalani hidup yang baik. Sementara, jalan tengah (golden mean) menekankan pentingnya keseimbangan dalam bertindak, di mana tindakan yang terlalu ekstrem harus dihindari.

Kebajikan moral menurut Aristoteles tidak muncul secara alami, melainkan melalui latihan. Artinya, tindakan baik yang dilakukan berulang kali akan membentuk kebajikan sebagai bagian dari karakter seseorang. Pengembangan kebajikan ini membutuhkan disiplin dan praktik terus-menerus agar kebahagiaan yang sesungguhnya bisa dicapai.

Rasio atau akal sehat memiliki peran penting dalam menentukan tindakan yang benar. Dengan rasio, seseorang dapat menimbang pilihan dengan bijaksana dan menghindari tindakan yang berlebihan atau kurang. Rasio membantu individu menemukan keseimbangan dalam bertindak, yang selaras dengan prinsip kebajikan.

Etika Aristoteles tetap relevan di zaman modern. Di tengah dilema moral yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, ajarannya tentang kebahagiaan, kebajikan, dan keseimbangan memberikan panduan untuk hidup yang bermakna dan penuh kebijaksanaan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *